Rabu, 28 Januari 2015

"Joya yang Malang, Akibat Cinta Terlarang" Review Falling Angel

"Falling Angel"


Source here


Penulis : Reffi Dhinar
Penerbit : MBM-Self Publishing
Terbit : 2014
Tebal  : 114 halaman; 14x20.5 cm
Genre : Fantasi
Harga : Rp37.000,00





Joya seorang siswi SMU berusia tujuh belas tahun, adalah seorang gadis penggemar cerita-cerita dongeng yang hanya tinggal berdua dengan neneknya. Ibunda Joya telah wafat saat melahirkan, sedangkan Ramli, ayahnya pergi meninggalkan rumah karena tertekan. Joya tumbuh menjadi gadis cantik yang hidup sederhana. Masalah mulai muncul, ketika Joya diculik oleh makhluk asing bernama Grim.
Grim mengaku sebagai malaikat merah yang diperintahkan untuk menemukan si Anak Ramalan. Ternyata Joya adalah si Anak Ramalan tersebut. Menurut isi Ramalan itu, Joya akan menjadi ancaman bagi kedua dunia malaikat. Joya mengalami petualangan fantastis di Dunia Bawah dan Istana Langit. Satu demi satu rahasia mulai terungkap. Joya didampingi seorang malaikat putih bernama Lev dan juga berkenalan dengan malaikat merah nyentrik bernama Shan. Malaikat putih selalu menjaga Joya, bahkan Azec, pemimpin tertinggi malaikat putih pun mengajari Joya banyak hal. Malaikat merah terus mencari Joya. Peperangan besar tak bisa terhindarkan. Pengkhianatan, cinta, dan persahabatan membuat kehidupan Joya semakin berwarna. Pada akhirnya, kebenaran tak akan selalu muncul semudah keinginan kita.


Alkisah, seorang ibu menghembuskan napas terakhirnya sesaat setelah melahirkan seorang bayi cantik. Kelahiran bayi tersebut sudah diramalkan oleh Azec, pemimpin para Malaikat Putih, yang mana ramalannya tak dapat diragukan.
“Sepuluh tahun dari sekarang dalam waktu manusia bumi, akan terlahir seorang anak manusia yang mampu menghancurkan dunia atas dan bawah.”
Ramalan tersebut pun tersiar sampai ke Dunia Bawah, istana para Malaikat Merah. Menanggapi isi ramalan tersebut, kedua kubu saling berlomba untuk menemukan si Anak Ramalan lebih dulu.
Si Anak Ramalan tersebut adalah Joya, seorang gadis cantik namun miskin yang tinggal bersama neneknya. Ayahnya pergi meninggalkan rumah dalam keadaan mabuk setelah menyakiti hati Joya. Joya menjadi pendiam di sekolah, ia lebih suka menemani neneknya dan membaca dongeng-dongeng favoritnya.

Joya hidup sederhana saja, namun ia selalu membayangkan dirinya sebagai puteri, berharap seorang pangeran tampan akan menjemput dan membawanya ke istana. Hidup bak anak yatim pitau dalam kemiskinan dan di-bully di sekolahn, kemalangan Joya berlanjut ketika ia diculik ke neraka. Suatu hari ketika ia pulang sekolah, suatu makhluk yang hanya ada dalam dongeng tiba-tiba menculiknya. Seorang malaikat merah membawanya ke Dunia Bawah. Dengan tubuh bergetar karena ketakutan, Joya menerima berita bahwa kemungkinan ia bukan manusia biasa.

Belum juga reda rasa shock Joya, giliran seorang malaikat putih yang menculiknya dari Dunia Bawah ke Istana Langit. Seakan ia belum cukup pening, di Istana Langit Joya harus menerima kenyataan bahwa dirinya terlibat dalam ramalan mengerikan yang menentukan nasib kedua dunia malaikat. Di istana para malaikat putih ini juga, Joya mempersiapkan diri untuk menjemput takdirnya.



Well, aku sangat ingin membaca buku ini karena mengetahui buku ini bergenre fantasi (Fantasy lover gitu loh XD). Falling Angel ini tidak mengecewakan. Bab awal menceritakan kelahiran dan masa kecil sang tokoh utama, si Anak Ramalan. Di bab berikutnya ber-setting di Dunia Atas dan Dunia Bawah, selanjutnya bergantian.

Meggunakan alur campuran, jalan ceritanya mudah diikuti meskipun menurutku ada beberapa bagian yang harus diperjelas batas-batas cerita flashbacknya. Misalnya saat Joya pergi mendaki bukit bersama Lev, aku dibingungkan oleh percakapannya bersama Azec. Ternyata, Joya sedang melamunkan hal itu. Kalimat yang diucapkan kepada tokoh lain dan kalimat yang diucapkan dalam hati pun tidak dibedakan.

Aku suka dinamika ceritanya, sampai-sampai aku enggan meletakkan buku ini sebelum sampai di halaman terakhir. Meskipun ini butuh perjuangan karena banyak rintangan. Rintangan? Iya, rintangan-rintangan tersebut berupa kalimat yang kurang efektif, seperti
“Rupanya, justru malaikat cantik itu malah jatuh cinta dengan pemuda yang seharusnya ia lindungi.” (hal. 100) mungkin akan lebih baik jika kata ‘justru’ dihilangkan.
“Shan memandangi ke sekelilingnya.” (hal. 107) mungkin akan lebih baik jika kata depan ‘ke’ dihilangkan atau menjadi “Shan memandang ke sekeliling”.

Pembaca juga harus bertahan menghadapi typo/ salah ketik yang bertebaran, misalnya
“...ternyata malam itu adalah malam pengumuman pesta pertunangan antara Ramli dengan Widi.” (hal. 24). Padahal seharusnya pertunangan antara Pram dengan Widi.
“...malaikat merah berpakaian serba biru dan bertubuh tambun yang dipanggil Grim, menyalami Saskia seraya tetap terkikik geli.” (hal. 30). Siapakah Saskia? O.o Oh, yang suka goyang itik itu, kan? :D

SPOILER ALERT!!!








Di Bab 2 diumumkan tentang kelahiran si Anak Ramalan sepuluh tahun dari sekarang dalam waktu manusia bumi. Pengumuman tersebut berbarengan dengan kelahiran para malaikat putih baru, salah satunya adalah Sofia. Di Bab 4 diketahui bahwa 1 tahun waktu manusia = 1 minggu waktu langit. Itu berarti si Anak Ramalan akan lahir 10 minggu waktu langit setelah ramalan tersebut diumumkan, Sofia lulus dalam waktu 6 tahun langit = 52x6 tahun manusia. Sedangkan dalam cerita kita tahu bahwa Sofia berkaitan dengan kelahiran si Anak Ramalan. Perbedaan waktu ini membingungkan urutan cerita dalam bayanganku.

Awal mula permusuhan kedua dunia pun diceritakan dengan apik. Cerita tersebut sangat mirip dengan cerita saat Tuhan menciptakan Adam dan para iblis enggan bersujud kepadanya. Saat Joya menanyakan hal ini, Azec bilang cerita itu hanya mirip. Yang Mulia yang menciptakan kedua dunia malaikat bukanlah Tuhan yang manusia sembah tersebut. Joya berada di langit dan dunia bawah yang berbeda. Ada banyak dunia dan kebetulan saja Joya terlahir sebagai manusia di dunia manusia yang menyembah Tuhan tersebut. Kalau seperti ini, berarti ada dunia manusia lain? Para malaikat putih dan merah berada dan bekerja di dunia yang berbeda dengan dunia manusia dengan Tuhan, Adam, dan iblisnya? Tetapi dalam ceita, para malaikat putih dan merah bekerja di dunia manusia yang menyembah Tuhan. Ini membingungkan.

Oh ya, ada beberapa quotes yang aku suka:

“Kita tak pernah tahu apa alasan kita dilahirkan dengan wujud seperti sekarang. Terkadang kehidupan berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bukan hanya sekedar jawaban.” (hal. 27).

“Pernahkah kalian merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang satu-satunya tidak tahu, sementara orang lain mengetahui lebih banyak daripada kita? Sepertinya kita akan terasing di dunia. Tiba-tiba saja, kita bermetamorfosis menjadi alien yang hadir ataupun tidak, orang lain tak pernah peduli.” (hal. 37).

“Dan pada akhirnya, hati manusialah yang akan memilih kemana ia akan jatuh. Jatuh pada kebaikan kah atau pada keburukan yang lebih mudah dijalani.” (hal. 69).

Tiap bab diakhiri dengan momen yang mengejutkan. Ending-nya pun tak terpikirkan olehku meskipun aku merasa ending-nya terlalu cepat. Banyak hal yang masih meninggalkan pertanyaan, seperti alasan dibalik tindakan Azec di akhir cerita, nasib ibu Joya selanjutnya, dan kelanjutan hidup Joya. Joya berperan dalam dimulainya sejarah baru di antara kedua dunia, apakah mereka tetap membiarkan Joya hidup dalam kemiskinan dan kesendirian? Aku sempat berpikir, Ramli berubah menjadi tidak baik karena setelah kematian Widi dan dihukumnya Sofia, Draka yang menjadi malaikat merah pendamping Ramli, emosi dalam hatinya semakin memuncak dan godaan yang ia hembuskan kepada Ramli semakin kuat.

Fantasy lovers, Falling Angel ini layak untuk melengkapi rak buku kalian lho! Cerita fantasi karya anak bangsa sebenarnya mampu bersaing jika diberi kesempatan. Semangat untuk para penulis fantasi lokal! 

Novel yang sarat akan kisah dan nilai persahabatan, cinta sejati, dan perjuangan ini aku kasih—sebenernya mau ngasih 4 sih, tapi karena banyaknya typo—3,5 bintang!


Source here




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harry Potter - Delivery Owl