"Falling Angel"
![]() |
Source here |
Penulis
: Reffi Dhinar
Penerbit
: MBM-Self Publishing
Terbit
: 2014
Tebal : 114 halaman; 14x20.5 cm
Genre
: Fantasi
Harga : Rp37.000,00
Joya seorang siswi SMU berusia tujuh belas tahun, adalah seorang gadis
penggemar cerita-cerita dongeng yang hanya tinggal berdua dengan neneknya.
Ibunda Joya telah wafat saat melahirkan, sedangkan Ramli, ayahnya pergi
meninggalkan rumah karena tertekan. Joya tumbuh menjadi gadis cantik yang hidup
sederhana. Masalah mulai muncul, ketika Joya diculik oleh makhluk asing bernama
Grim.
Grim mengaku sebagai malaikat merah yang diperintahkan untuk menemukan
si Anak Ramalan. Ternyata Joya adalah si Anak Ramalan tersebut. Menurut isi
Ramalan itu, Joya akan menjadi ancaman bagi kedua dunia malaikat. Joya
mengalami petualangan fantastis di Dunia Bawah dan Istana Langit. Satu demi
satu rahasia mulai terungkap. Joya didampingi seorang malaikat putih bernama
Lev dan juga berkenalan dengan malaikat merah nyentrik bernama Shan. Malaikat
putih selalu menjaga Joya, bahkan Azec, pemimpin tertinggi malaikat putih pun
mengajari Joya banyak hal. Malaikat merah terus mencari Joya. Peperangan besar
tak bisa terhindarkan. Pengkhianatan, cinta, dan persahabatan membuat kehidupan
Joya semakin berwarna. Pada akhirnya, kebenaran tak akan selalu muncul semudah
keinginan kita.
Alkisah, seorang ibu
menghembuskan napas terakhirnya sesaat setelah melahirkan seorang bayi cantik.
Kelahiran bayi tersebut sudah diramalkan oleh Azec, pemimpin para Malaikat
Putih, yang mana ramalannya tak dapat diragukan.
“Sepuluh tahun dari sekarang dalam waktu manusia bumi, akan terlahir
seorang anak manusia yang mampu menghancurkan dunia atas dan bawah.”
Ramalan tersebut pun tersiar
sampai ke Dunia Bawah, istana para Malaikat Merah. Menanggapi isi ramalan
tersebut, kedua kubu saling berlomba untuk menemukan si Anak Ramalan lebih
dulu.
Si Anak Ramalan tersebut adalah
Joya, seorang gadis cantik namun miskin yang tinggal bersama neneknya. Ayahnya
pergi meninggalkan rumah dalam keadaan mabuk setelah menyakiti hati Joya. Joya
menjadi pendiam di sekolah, ia lebih suka menemani neneknya dan membaca
dongeng-dongeng favoritnya.
Joya hidup sederhana saja, namun
ia selalu membayangkan dirinya sebagai puteri, berharap seorang pangeran tampan
akan menjemput dan membawanya ke istana. Hidup bak anak yatim pitau dalam
kemiskinan dan di-bully di sekolahn,
kemalangan Joya berlanjut ketika ia diculik ke neraka. Suatu hari ketika ia
pulang sekolah, suatu makhluk yang hanya ada dalam dongeng tiba-tiba
menculiknya. Seorang malaikat merah membawanya ke Dunia Bawah. Dengan tubuh
bergetar karena ketakutan, Joya menerima berita bahwa kemungkinan ia bukan
manusia biasa.
Belum juga reda rasa shock Joya, giliran seorang malaikat
putih yang menculiknya dari Dunia Bawah ke Istana Langit. Seakan ia belum cukup
pening, di Istana Langit Joya harus menerima kenyataan bahwa dirinya terlibat
dalam ramalan mengerikan yang menentukan nasib kedua dunia malaikat. Di istana
para malaikat putih ini juga, Joya mempersiapkan diri untuk menjemput
takdirnya.
Well, aku sangat ingin membaca buku ini karena mengetahui buku ini
bergenre fantasi (Fantasy lover gitu
loh XD). Falling Angel ini tidak mengecewakan. Bab awal menceritakan kelahiran dan
masa kecil sang tokoh utama, si Anak Ramalan. Di bab berikutnya ber-setting di Dunia Atas dan Dunia Bawah, selanjutnya
bergantian.
Meggunakan alur campuran, jalan
ceritanya mudah diikuti meskipun menurutku ada beberapa bagian yang harus
diperjelas batas-batas cerita flashbacknya.
Misalnya saat Joya pergi mendaki bukit bersama Lev, aku dibingungkan oleh
percakapannya bersama Azec. Ternyata, Joya sedang melamunkan hal itu. Kalimat
yang diucapkan kepada tokoh lain dan kalimat yang diucapkan dalam hati pun
tidak dibedakan.
Aku suka dinamika ceritanya,
sampai-sampai aku enggan meletakkan buku ini sebelum sampai di halaman
terakhir. Meskipun ini butuh perjuangan karena banyak rintangan. Rintangan?
Iya, rintangan-rintangan tersebut berupa kalimat yang kurang efektif, seperti
“Rupanya, justru malaikat cantik
itu malah jatuh cinta dengan pemuda yang seharusnya ia lindungi.” (hal. 100)
mungkin akan lebih baik jika kata ‘justru’ dihilangkan.
“Shan memandangi ke
sekelilingnya.” (hal. 107) mungkin akan lebih baik jika kata depan ‘ke’
dihilangkan atau menjadi “Shan memandang ke sekeliling”.
Pembaca juga harus bertahan
menghadapi typo/ salah ketik yang bertebaran, misalnya
“...ternyata malam itu adalah
malam pengumuman pesta pertunangan antara Ramli dengan Widi.” (hal. 24). Padahal
seharusnya pertunangan antara Pram dengan Widi.
“...malaikat merah berpakaian
serba biru dan bertubuh tambun yang dipanggil Grim, menyalami Saskia seraya tetap
terkikik geli.” (hal. 30). Siapakah Saskia? O.o Oh, yang suka goyang itik itu,
kan? :D
SPOILER ALERT!!!
Di Bab 2 diumumkan tentang kelahiran
si Anak Ramalan sepuluh tahun dari sekarang dalam waktu manusia bumi.
Pengumuman tersebut berbarengan dengan kelahiran para malaikat putih baru,
salah satunya adalah Sofia. Di Bab 4 diketahui bahwa 1 tahun waktu manusia = 1
minggu waktu langit. Itu berarti si Anak Ramalan akan lahir 10 minggu waktu
langit setelah ramalan tersebut diumumkan, Sofia lulus dalam waktu 6 tahun
langit = 52x6 tahun manusia. Sedangkan dalam cerita kita tahu bahwa Sofia
berkaitan dengan kelahiran si Anak Ramalan. Perbedaan waktu ini membingungkan
urutan cerita dalam bayanganku.
Awal mula permusuhan kedua dunia
pun diceritakan dengan apik. Cerita tersebut sangat mirip dengan cerita saat
Tuhan menciptakan Adam dan para iblis enggan bersujud kepadanya. Saat Joya
menanyakan hal ini, Azec bilang cerita itu hanya mirip. Yang Mulia yang
menciptakan kedua dunia malaikat bukanlah Tuhan yang manusia sembah tersebut.
Joya berada di langit dan dunia bawah yang berbeda. Ada banyak dunia dan
kebetulan saja Joya terlahir sebagai manusia di dunia manusia yang menyembah
Tuhan tersebut. Kalau seperti ini, berarti ada dunia manusia lain? Para
malaikat putih dan merah berada dan bekerja di dunia yang berbeda dengan dunia
manusia dengan Tuhan, Adam, dan iblisnya? Tetapi dalam ceita, para malaikat
putih dan merah bekerja di dunia manusia yang menyembah Tuhan. Ini
membingungkan.
Oh ya, ada beberapa quotes yang aku suka:
“Kita tak pernah tahu apa alasan
kita dilahirkan dengan wujud seperti sekarang. Terkadang kehidupan berdasarkan
pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bukan hanya sekedar jawaban.” (hal.
27).
“Pernahkah kalian merasakan bagaimana
rasanya menjadi orang yang satu-satunya tidak tahu, sementara orang lain
mengetahui lebih banyak daripada kita? Sepertinya kita akan terasing di dunia.
Tiba-tiba saja, kita bermetamorfosis menjadi alien yang hadir ataupun tidak,
orang lain tak pernah peduli.” (hal. 37).
“Dan pada akhirnya, hati
manusialah yang akan memilih kemana ia akan jatuh. Jatuh pada kebaikan kah atau
pada keburukan yang lebih mudah dijalani.” (hal. 69).
Tiap bab diakhiri dengan momen
yang mengejutkan. Ending-nya pun tak
terpikirkan olehku meskipun aku merasa ending-nya
terlalu cepat. Banyak hal yang masih meninggalkan pertanyaan, seperti alasan
dibalik tindakan Azec di akhir cerita, nasib ibu Joya selanjutnya, dan
kelanjutan hidup Joya. Joya berperan dalam dimulainya sejarah baru di antara
kedua dunia, apakah mereka tetap membiarkan Joya hidup dalam kemiskinan dan
kesendirian? Aku sempat berpikir, Ramli berubah menjadi tidak baik karena
setelah kematian Widi dan dihukumnya Sofia, Draka yang menjadi malaikat merah
pendamping Ramli, emosi dalam hatinya semakin memuncak dan godaan yang ia
hembuskan kepada Ramli semakin kuat.
Fantasy lovers, Falling Angel ini layak untuk melengkapi rak buku
kalian lho! Cerita fantasi karya anak bangsa sebenarnya mampu bersaing jika
diberi kesempatan. Semangat untuk para penulis fantasi lokal!
Novel yang sarat akan kisah dan
nilai persahabatan, cinta sejati, dan perjuangan ini aku kasih—sebenernya mau
ngasih 4 sih, tapi karena banyaknya typo—3,5 bintang!
![]() |
Source here |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar